Teori Organisasi Umum 2
Kelompok 2
- Indriawan sucahyo
-Muhammad Dzuldianta
- Mochammad Fikri
- Setiawati Wina Pratiwi
- Syifa Fauziyah
A.
Teori dan Arti Penting Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong yang mengontrol
daya manusia dalam mengejar tujuan bersama, melalui interaksi yang berhasil
dari perbedaan-perbedaan individual.
1.
Teori
Sifat
Teori ini bertolak dari dasar
pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat,
perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu.Atas dasar pemikiran
tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil,
sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.Dan kemampuan pribadi yang
dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau
ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki
pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
a. Pengetahuan umum yang luas, daya
ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas,
orientasi masa depan
b. Sifat inkuisitif, rasa tepat waktu,
rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian,
sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas
integratif
c. Kemampuan untuk bertumbuh dan
berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan
yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki
berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada
relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan)
dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan
nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai
rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh
kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
2.
Teori
Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah
kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan
pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin
mempunyai deskripsi perilaku:
a. Perilaku seorang pemimpin yang
cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi,
mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan
bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula
kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi
kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian
pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan
kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.
b. Perilaku pemimpin yang berorientasi
pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan,
pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada
dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan
berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur
melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap
bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak
dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner,
1978:442-443)
3.
Teori
Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut
teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu
yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi
organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut
Sondang P. Siagian (1994:129) adalah :
a. Jenis pekerjaan dan kompleksitas
tugas
b. Bentuk dan sifat teknologi yang
digunakan
c. Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
d. Norma yang dianut kelompok
e. Rentang kendali
f.
Ancaman
dari luar organisasi
g. Tingkat stress
h. Iklim yang terdapat dalam organisasi
B.
Tipologi Kepemimpinan
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi
personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat
dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
1.
Tipe
Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah
pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut:
a.
Menganggap
organisasi sebagai pemilik pribadi
b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi
c. Menganggap bawahan sebagai alat
semata-mata
d. Tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat
e. Terlalu tergantung kepada kekuasaan
formalnya
f.
Dalam
tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur
paksaan dan bersifat menghukum
2.
Tipe
Militeritis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu
bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan
seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis
ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut :
a. Dalam menggerakan bawahan sistem
perintah yang lebih sering dipergunakan
b. Dalam menggerakkan bawahan senang
bergantung kepada pangkat dan jabatannya
c. Senang pada formalitas yang
berlebih-lebihan
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan
kaku dari bawahan
e. Sukar menerima kritikan dari
bawahannya
f.
Menggemari
upacara-upacara untuk berbagai keadaan
3.
Tipe
Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong
sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai
berikut :
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia
yang tidak dewasa
b. Bersikap terlalu melindungi (overly
protective)
c. Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan
d. Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil inisiatif
e. Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap
maha tahu.
4. Tipe Karismatik
Hingga sekarang ini para ahli belum
berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki
karisma.Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik
yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya
sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan
mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu.Karena kurangnya pengetahuan
tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya
dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra
natural powers).Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan
sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar
Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang
pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih
menjadi Presiden Amerika Serikat.
5.
Tipe
Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan
telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat
untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Dalam proses penggerakan bawahan
selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia
di dunia
b. Selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya
c. Selalu berusaha mengutamakan
kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan
yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian
diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi
lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain
d. Selalu berusaha untuk menjadikan
bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri
pribadinya sebagai pemimpin.
C.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepemimpinan
1.
Faktor
Internal
Sebagai seorang pribadi,
pemimpin tentu memiliki karakter unik yang membedakannya dengan orang lain.
Keunikan ini tentu akan berpengaruh pada pandangan dan cara ia memimpin. Ada
karakter bawaan yang menjadi ciri pemimpin sebagai individu, ada kompetensi yang
terbentuk melalui proses pematangan dan pendidikan.
2.
Faktor
Eksternal
Faktor eksternal jika dikaitkan dengan formula
Hersey dan Blanchard, adalah faktor bawahan dan situasi.Faktor bawahan adalah
faktor yang disebabkan oleh karakter bawahan, di dalamnya terkait dengan status
sosial, pendidikan, pekerjaan, harapan, ideologi, agama dll. Faktor-faktor itu
tentu akan menentukan bagaimana pemimpin mengatur dan mempengaruhinya.Faktor
eksternal lain adalah faktor situasi. Situasi ini berkaitan dengan aspek waktu,
tempat, tujuan, karakteristik organisasi dll.
D.
Implikasi Manajerial Kepemimpinan Dalam
Organisasi
Kepemimpinan
berarti melibatkan orang atau pihak lain yaitu para karyawan atau bawahan,para
karyawan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin Seorang
pemimpin yang efektif adalah seseorang dengan kekuasaanya mampu menggugah
pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Kekuasaan itu dapat
bersumber dari hadiah, hukuman,otoritas dan karisma. Pemimpin harus memiliki
kejujuran terhadap diri sendiri,sikap bertanggung jawab yang tulus, pengetahuan
dan keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan pada diri sendiri dan orang
lain dalam membangun organisasi.
Dalam teori
manajerial grid terdapat dua orientasi yang dijadikan ukuran yaitu berfokus
pada manusia dan pada tugas.Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya hubungan antar
individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada bawahan.Sebagai
seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan serta bimbingan terhadap
bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik.
Implikasi teori ini terhadap system komunikasi organisasi adalah bahwa teori
ini memandang pentingnya komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima
gaya yang berbeda dari para pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua aspek
tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan
hubungan antar individu satu dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan
tugas.Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan
baik itu dengan para pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset
berharga organisasi.Semua ini terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki
pendekatan perilaku yang baik.Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif.